SELAMATKAN BUMImu SEBELUM TERLAMBAT

Jadilah Sahabat Bumi

Seekor Beruang kutub sedang berenang mencari-cari daratan es untuk dijadikan tempat tinggal. Beruang yang telah kepayahan itu mencoba untuk tetap bertahan di permukaan air dan terus berenang, pandangannya mengitari sekeliling berharap dapat menemukan es untuk beristirahat, namun sayang sepanjang mata memandang hanya tampak lautan biru yang membentang hingga di kejauhan. Sudah tak ada lagi sebongkah es pun yang tersisa di Antartika, tempat yang dulunya merupakan dataran es terbesar di dunia, yang merupakan habitat bagi makhluk-makhluk kutub yang menakjubkan seperti penguin, beruang kutub, dan makhluk-makhluk menakjubkan lainnya. Namun kini semua itu telah hilang, hanya tinggal seekor beruang kutub yang masih bertahan di permukaan air yang mulai menghangat. Tinggal menghitung waktu, hingga makhluk malang itu mulai kepayahan dan sampai pada batas akhir kemampuannya untuk bertahan hidup.
Hal yang ditulis di atas merupakan sebuah perkiraan yang akan benar terjadi pada bumi kita, apabila kita para manusia tidak segera berhenti merusak alam dan lingkungan tempat kita dan makhluk hidup lainnya tinggal. Sekarang coba kita perhatikan fakta-fakta yang terpampang hampir setiap saat di hadapan mata kita namun seringkali kita tidak memperhatikan. Pertama, berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, sudah pasti kita tidak akan percaya bahwa Antartika yang merupakan dataran es terluas di dunia yang panjangnya lebih dari 800an km dan memiliki ketebalan lebih dari 4 km ini suatu saat akan lenyap tak berbekas dari planet bumi. Gletser Antartika tidak mungkin akan lenyap, itulah yang ada di pikiran kita saat mendengar hal itu. Namun sebelum memvonis hal itu benar atau tidak, mari kita cermati uraian berikut.


Berdasarkan sebuah data yang diterima dari salah satu satelit milik Pemerintah AS beberapa bulan lalu, dilaporkan bahwa sebanyak 24 m3 Gletser di Antartika telah mencair hanya dalam kurun waktu 2 Minggu, hal ini menyebabkan naiknya permukaan air laut setinggi 1,5 inchi selama 1 dekade terakhir. Nah, dari fakta di atas kita tidak bisa memungkiri bahwa saat ini planet bumi sedang diambang kehancurannya. Bagaimana tidak, mustahil Gletser sebanyak itu dapat mencair dengan sendirinya. Pasti ada yang “memanaskannya”, dan mereka adalah kita para manusia. Sejak mencetusnya Revolusi industri pada tahun 1760 planet bumi kita sebenarnya sudah mulai memanas hanya saja dalam skala yang tidak terlalu besar sehingga kita tidak menyadarinya, namun pemanasan ini berlangsung secara terus-menerus dan semakin lama dalam skala yang semakin besar. Gas-gas hasil pembakaran dalam kegiatan industri seperti CO2, CO, H2SO4 dan Gas-gas lainnya semakin memenuhi ozon planet ini. Emisi gas CO2 merupakan yang terbesar diantara gas-gas lainnya yang memenuhi ozon, akibatnya adalah seperti yang sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat internasional saat ini yaitu timbulnya efek gas rumah kaca atau yang lebih dikenal dengan sebutan “green house effect”. Umumnya, cahaya matahari yang masuk ke planet bumi melalui atmosfer di pantulkan seluruhnya dari permukaan bumi kembali ke ruang angkasa melalui atmosfer juga, nah panas yang kita rasakan adalah panas dari pantulan cahaya matahari yang bermanfaat bagi berlangsungnya kehidupan di planet ini. Akan tetapi, dengan adanya gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan cahaya yang dipantulkan ke atmosfer akan terpantul kembali ke permukaan bumi, sehingga suhu di permukaan bumi bertambah panas. Tentunya inilah yang menyebabkan mencairnya Gletser di Antartika. Pemanasan yang terjadi terus-menerus mengakibatkan mencairnya “es abadi” di daerah kutub, kemudian diikuti dengan naiknya permukaan air laut. Sekarang kita cermati terlebih dahulu kalimat “naiknya permukaan air laut”. Faktanya air laut memiliki kandungan garam mineral yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan air tawar, nah Gletser terbentuk ketika salju mengisi lembah sungai yang dalam sehingga terbentuk lapisan es yang tebal, lembah sungai meluap dan es mengalir secara perlahan ke kaki gunung dalam bentuk “sungai es”. Intinya, Gletser merupakan air tawar yang secara teori apabila bercampur dengan air asin maka akan terjadi ketidakseimbangan yang mengakibatkan terbentuknya pusaran air. Hal itu baru di permukaan laut. Sedang di daratan yang terjadi lebih parah lagi, selain kondisi cuaca yang tidak menentu, badai ekstrim hampir terjadi setiap saat di beberapa negara belahan bagian barat, hujan asam yang merusak bangunan, banjir, tanah longsor, dsb.
Dari semua dampak yang disebutkan di atas, masihkah kita mengabaikan betapa pentingnya untuk tetap menjaga bumi ini agar tetap seimbang dan nyaman untuk ditinggali oleh seluruh makhluk hidup? Lihatlah betapa kita telah menjadi makhluk yang paling buas dan serakah di muka bumi. Kita hanya memikirkan kepentingan kita sendiri, keinginan kita sendiri tanpa memikirkan kepentingan dan kelangsungan hidup makhluk lainnya. Coba kita flashback sebentar, berapa banyak hutan yang kita gunduli selama ini, berapa banyak laut yang telah rusak dikarenakan ulah kita para manusia, dan berapa banyak spesies yang telah punah dikarenakan kehilangan tempat tinggal? Lihatlah, semuanya itu hanyalah sebagian kecil dari ulah kita sebagai “perusak” ulung di planet ini. Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa dampak yang paling parah justru yang akan menimpa kita? kita yang berbuat kita pula yang merasakan. Tampaknya pepatah lama itu masih berlaku hingga sekarang. Saat ini masyarakat internasional tengah disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk mengupayakan “penghijauan bumi” kembali. Untunglah, sebab sedikit saja kita terlambat menyadari betapa pentingnya menjaga agar bumi tetap seimbang, hijau dan nyaman bagi semua makhluk hidup yang menempatinya, mungkin kita sudah berada di kehancuran.
Nah, sekarang gimana cara kita untuk menanggulangi bahaya “green house effect” yang menyebabkan global warming di planet kita? Ada beberapa solusi yang bisa saya paparkan disini, antara lain :



 Penghijauan, seperti penanaman di lingkungan sekitar. Terutama di lingkungan kota, hal itu dikarenakan persentase emisi gas rumah kaca terbesar berada di wilayah ini. Selain itu penanaman kembali di hutan-hutan yang gundul juga sangat di perlukan, sebab hutan merupakan habitat bagi sebagian besar mamalia dan tumbuh-tumbuhan di bumi ini. Ingat kita juga harus bertanggung jawab atas punahnya berbagai spesies karena kehilangan tempat tinggal.


 Transplantasi terumbu karang. Di Indonesia hal itu sudah dicanangkan oleh pemerintah terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Sebagai contoh yang telah dilakukan atas kerjasama pemerintah setempat dengan warga di wilayah Sulawesi Selatan, mereka mentransplantasi terumbu karang di wilayah tersebut. Pertama-tama mereka membuat wadah dari jenis tanah tertentu yang di bentuk kotak-kotak yang saling berkesinambungan, setelah itu bibit terumbu karang di tanamkan pada wadah tersebut, kemudian setelah semua bibit di tanamkan mereka menaruhnya di dalam laut. Kemudian setiap satu bulan sekali mereka menyelam ke dalam laut dan mengukur pertumbuhan terumbu karang yang mereka tanam. Perlu di ketahui bahwa ± 70% gas CO2 yang ada di atmosfer di serap oleh terumbu karang. Kesimpulanya terumbu karang lebih banyak menyerap gas CO dari pada tanaman yang lain.
 Pengalihan penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Di Indonesia sendiri telah banyak ditemukan berbagai bahan bakar alternatif antara lain seperti, bahan bakar dari tanaman jarak, sampah organik, ada pula yang di buat dari kotoran ternak maupun manusia, batok kelapa ( dengan proses penyulingan ), dapat juga dari limbah tahu cair.

 Penghematan listrik khususnya pada AC serta kulkas.



 Penguranngan penggunaan plastik, dikarenakan merupakan bahan anorganik yang sulit diuraikan. Sebagai contoh saat kita belanja bungkus plastik dapat diganti dengan kantong kertas yang lebih ramah lingkungan, telah ditemukan juga plastik yang ramah lingukngan.

 Pengurangan penggunaan korek api gas di karenakan benda tersebut menghasilkan gas C yang merupakan salah satu unsur pembentuk gas rumah kaca.

Kompetisi Website Kompas MuDA - IM3
Komunitas Web MudaErs

3 comments:

www.arnezt.blogspot.com mengatakan...

Setujuh....Qt HARUS cayang ma Tanah Aer kitah,

ully krismanti mengatakan...

waHaii bangsa dunia!!!
sadaRLaH!!!jgn egoiz.kurangi gLonaL waRming kalo mzh pgn leat keindahan dunia.
ukey???

GALLERY SENI CUCU SEKA mengatakan...

mulai dari kita

Posting Komentar

eits..tinggalin comment dlu yah...
^^
makasi